Diposting oleh ................................

"RUNTUHNYA TEORI EVOLUSI"

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini pemikiran evolusioris muncul dengan keyakinan dogmatis yang berusaha keras mengingkari penciptanya.

Pada umumnya mereka yang mempelopori ilmu pengetahuan mempelrcayai keberadaannya, dengan mempelajari ilmu pengetahuan, dan berusaha menyingkap rahasia jagat raya yang telah di ciptakan tuhan. Sedangkan beberapa tokoh-tokoh ahli astronomi seperti Leonardo ota vinci yang di juluki ilmuan terbesar, mereka juga mempelajari ilmu pengetahuan dengan tidak hanya meyakini keberadaan tuhan, tetapi juga bahwa swluruh isi alam adalah ciptaannya.
Dan sebuah kekeliruan besar mereka para peneliti Evolusioris muslim yang telah menerima pernyataan bahwa Allah mengunakan Evolusi, dan menurut sudut pandang mereka, Allah telah menggunakan mutasi dan seleksi alam. Akan tetapi ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa seleksi alam atau mutasi tidak dapat menciptakan makhluq hidup baru, dan pada orang-orang yang tidak mengetahui perkembangan ilmiyah mutakhir mempunyai anggapan semacam itu, tetapi peryataan seperti itu bertentangan dengan fakta ilmiyah, terlebih lagi dengan Al-qur’an tidak menyebutykan halal yang demikian.



B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses penciptaan manusia menurut Al-qur’an?
2. Bagaimanakah evolusi makhluq hidup?
3. Bagaimanakah pandangan evolusi tentang asal-usul kehidupan?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui hakikat ekberadaan manusia
2. Untuk mengetahui lebih kongkrit tentang evolusi makhluq hidup
3. untuk mengetahui asal-usul kehidupan dalam evolusi

D. MANFAAT PENULISAN
1. Dari hasil pengetahuan dapat membedakan kontradiksi-kontradiksi yang ada.
2. Dengan mengkaji evolusi dan teori-teori lainnya, paham dan berpikir kritis dalam memahami terjadinya pengaruh dan propaganda.
3. Untuk meningktkan pikiran dan meyakinkan penciptanya.








BAB II
PEMBAHASAN

A PROSES PENCIPTAAN MANUSIA PERSPEKTIF ALQURAN
Manusia pertama di ciptakan dalam Al-quran kontraversi sepanjang sejarah, salah satu sebab tidak adanya informasi yang explicit tentangnya. Dan sudah terseebar ratusan ayat tentang penciptaan manusia dan mebutuhkan kepiawayan tetentu untuk menginterprestasikan secara utuh. Kondisi semakin di perparah oleh kecenderungan untuk menafsiri ayat tersebut secara persial, dan tidak perlu bersusah payah membuat penafsiran bahwa manusia di ciptakan di angkasa luar, atau kemudian di kirim ke bumi. “Lantas bagaimanakah Allah menciptakan manusia? Allah tealah menjelaskan bahwa dengan cara menumbyhkan dari bumi dan seperti yang telah di firmankan dalam surah An-nahlu: 11
   • • •    • 
•      
Artinya: Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan .
Dan dalam ayat-ayat lain proses penciptaan manusia secara kolektif. Kemudian Allah menegaskan bahwa manusia di ciptakan melalui tingkatan tertentu, dengan tahapan yang semakin sempurna kemudian di ibaratkan dengan penciptaan langit. Akan tetapi Allah telah menyebutkan penciptaan manusia dengan cara menumbuhkan dari tanah. Allah menegaskan bahwa suatu ketika nanti manusia akan di kembalikan ke asalnya, yakni tanah bumi. Firman Allah tersebut menarik, karena memberikan gambaran luas tentang manusia di ciptakan. Sesungguhnya benar-benar di buat dari bahan asli bumi, tanah gembur dan di tanah itulah seluruh tubuh kita berada, akan tetapi seluruh manusia memahami tentang ayat-ayat Allah yang menerangkan tentang penciptaannya, yaitu memahami kalau manusia di ciptakan dari “thin” tetapi istilah tersebut yang di maksud dari istilah thin itu ternyata tanah keras. Begitulah proses penciptaan manusia yang ternyata melewati fase tanaman. Allah menciptakan manusia secara bertahap dan kejadian demi kejadian, dan kemudian menumbuhkan dan menumbuhkan dari dalam tanah dengan baik, dan Allah menciptakan manusia dari tanah bumi kemudian berkembang biak dan menjadi kemakmurannya.
“Begitulah proses penciptaan manusia yang terbuat dari tanah dan di kembangkan di bumi, dan Al-quran uga menyebutkan kalau manusia di ciptakan dari air, akan tetapi semua itu bukan bertentangan, tetapi sebuah kolerasi yang melengkapi tahap demi tahap dengan memiliki peran yang berbeda. Namun kaum evolusionis telah berusaha keras untuk membuktikan kebenaran teori mereka, namun nyatanya proses evolusi mustahil. Pemahaman keilmuan yang ada saat ini hanya dapat menyatakan bahwa asal mula kehidupan nampak bagaikan sebuah keajaiban.”

B. EVOLUSI MAKHLUQ HIDUP
Dalam tahap awal mereka mengajukan evolusi sebagai pengantar kehidupan, meskipun setengah abad yang lalu kemajuan tekhnologi telah di capai, tak seorangpun membuat kemajuan lebih jauh, ilmu pengetahuan pada dasarnya mendasar diri pada anggapan bahwa makhluk hidup memilki struktur yang sederhana. Sedangkan teori yang menyatakan bahwa benda mati dapat membentuk amkhluq hidup dapat di trima secara luas dan menjadi sebuah pondasi dari teori Darwin. Sedangkan yang di permaslahkan lagi oleh Darwin penurunan sifat sehingga mempunyai landasan yang sama sekali salah, dan Darwin mengjukan sebuah teori yang menjelaskan keaneka ragaman asal-usul makhluk hidup yang telah mengamati berbagai keragaman dalam satu sepsis, tapi kenyataannya Darwin tidak bisa menjelaskannya akan tetapi Darwin lebih meyakini apa yang di buat evolusi itu adalah makna variasi, akan tetapi variasi bukanlah bukti bagi evolusi sebab variasi hanyalah perwujudan dari berbagai kombinasi, akan tetapi variasi terjadi dalam batas informasi genetic, batasan tersebut di sebut koleksi gen, dan suatu sepsis akan muncul dalam koleksi dalam berbagai bentuk semuanya karena variasi “dan sebagai akibat dai variasi, seperti jenis dengan ekor yang lebih panjang, atau kaki lebih pendek kemungkinan akan muncul pada suatu sepsis reptilian, perubahan seperti itu memerlukan penambahan pada informasi genetic makhluk hidup yang tentunya tidak mungkin terjadi melalui variasi”. Akan tetapi Darwin tidak menyadari ketika merumuskan teorinya dengan kenyataan ini, dalam pemikirannya kalau tidak ada batasan dalam variasi.
“Dan pada abad ke 20 ilmu pengetahuan mengajukan prinsip stabilitas genetic, dengan hasil percobaan apda makhluq hidup dan yang menjadi permasalahan apa makhluk hidup berubah hingga tingkat terbatas tapi seorang pemulia seperti “Luthe Burbank” yaitu seorang pemulia paling ahli menyatakan “terdapat batasan untuk kemunkinan pengembangan pada batasan ini mengikuti hokum tertentu”. secara singkat variasi hanya biasa membawa perubahan yang tetap dalam batasan informasi genetic pada suatu sepsis, akan tetapi tidak bisa mengembangkan suatu genetic yang baru kedalamnya, dan variasi semacam ini tidak mengandung rahasia.

C. PANDANGAN EVOLUSI TENTANG ASAL USUL KEHIDUPAN
Kini dunia ilmu pengetahuan tercengang, ketika alam di teliti oleh orang-orang Evolusionis walaupun para Evolusionis gagal dalam menemukan bukti ilmiyahnya untuk mendukung teorinya, namunmereka merasa berhasil oleh propaganda-propaganda bagian terpenting. Tidak ada penemuan ilmiyah yang mendukung menopang teori evolusi tersebut, yang paling terpandang tentang kajian asal-usul kehidupan yaitu percobaan millier yakni di lakukan oleh Stanley Millier, dia adalah seorang peneliti amerika. Percobaannya di sebut percobaan urey millier. Merupakan percobaan atau petunjuk yang di miliki evolusionis untuk membuktikan tesis evolusi kimia.
Di dalam kehidupan yang berevolusi “Stenly Millier” mencoba dan menunjukkan percobaannya lewat asam-asam Amino sebagai asal kehidupan dan unsure-unsur protein, bisa mewujud, secara kebetulan, bahwa dengannya di bumi yang tanpa kehidupan milliyaran tahun, di dalam percobaannya. Dan miler tersebut menggunakan campuran gas yang di perkirakannya ada pada keadaan bumi purba yang terjadi dari hydrogen dan uap air. Percobaan miller dalam melihat evolusi kehidupan menimbulkan kegembiraan besar dari kalangan evolusionis dan di edarkan sebagai sebuah keberhasilan yang luar biasa, yang paling sangat di gembirakan dan merupakan suatu kegembiraan yang memuncak karena millier di katakan menciptkan kehidupan akan tetapi yang di hasilkan millier hanyalah sebagian kecil dari mulikul mati.
Seiring dengan waktu akan tetapi percobaan millier terbukti keliru dalam berbagai segi, dan para evolusionis mencoba mengambil beberapa tengkorak ternyata itu menjai beberapa makna.
“Lebih dari tiga puluh tahun percobaan tentang asal-usul kehidupan di bidang kimia dan evolusi molekul telah membawa kepenghayatan lebih baik atas besarnya masalah asal-usul kehidupan di bumi, bukan pemecahannya akan tetapi saat ini pembahsan tentang teori dan percobaan utama di bidang ini berakhir dengan kebuntuan atau pengakuan akan kebodohan.”
Para kaum evolusionis telah melakukan percobaan-percobaan yang tak terhitu banyaknya bahwa asal-usul kehidupan, dari sebuah sel, dan telah melaksanakan penelitian dan membuat pengamatan bahwa satu sel bisa terbentuk kebetulan dalam asal-usul kehidupan, akan tetapi upaya semacam itu, seperti akan membuat kerumitan dari sebuah rancangan, maka harus memahami secara jernih bahwa konsep-konsep kebetulan dan coba-coba tidak berkaitan apapun dengan keberadaan asal-usul kehidupan ataupun makhluq hidup.






BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. teori evolusi telah menerima dukungan luas, dan penjelasan yang berdasarkan konsep evolusionis .
2. mempercayai evolusi sebagai penciptaan, sebagai kepercayaan yang berlandaskan keimanan.
3. menuurut sudut pandang para evolusionis Allah telah menggunakan mutasi dan seleksi alam dalam menciptakan makhluk hidup, fakta tersebut sangat nertentangan dengan Al-quran.
B. SARAN-SARAN
Dari sekian yang kami tulis, buat pembaca yang budiman, sudilah kiranya memberikan kritik, saran dan masukan kepada kami apabila mendapat kesalahan atau kekurang sempurnaan dari makalah yang kami tulis, demi melanjutkannya ke depan.


bagi pembaca agar dapat menginterprestasikan royalitas dalam memahami teori-teori tersebut secara universal.







DAFTAR PUSTAKA

Mustofa Agus, Ternyata Adam di Lahirkan, PADM Press, Padang-makasar, tt.
Yahya, Harun, Bagaimana Sains Modern Membantah Darwinisme, Buku I, Dzikra, Bandung- Jawa Barat, 2005
Yahya, Harun, Bagaimana Sains Modern Membantah Darwinisme, Buku II, Dzikra, Bandung, 2005
Yahya, Harun, Al-qur’an dan Sains, Nikc Lodeon Books, Buku I, Bandung, 2004